Pengertian
Penalaran
Penalaran
mempunyai beberapa pengertian, yaitu :
1) Proses berpikir
logis,sistematis,terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan
2) Menghubung-hubungkan fakta atau
data sampai dengan suatu simpulan
3) Proses menganalisis suatu topik
sehingga menghasilkan suatu simpulan atau pengertian baru
Unsur
Penalaran Karangan Ilmiah
- Topik yaitu ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi sekurang-kurangnya dua variable.
- Dasar pemikiran, pendapat, atau fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.
- Proses berpikir ilmiah
- Logika
- Sistematika
- Permasalahan
- Variable
- Analisis
Proporsi
Proporsi adalah
pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai
benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya. Maksud dari kedua-duanya ini
yaitu dalam suatu kalimat proporsi standar tidak boleh mengandung dua
pernyataan benar dan salah sekaligus. Dalam penalaran, proporsi yang dijadikan
dasr penyimpulan disebut dengan premis dan hasil kesimpulannya disebut dengan
konklusi.
Inferensi dan Implikasi
Beberapa
pengertian yang berkaitan dengan penalaran antara lain inferensi dan implikasi.
Inferensi berasal dari kata latin inffere yang berarti menarik kesimpulan.
Sedangkan implikasi berasal dari bahasa latin implicare yang berarti melibat
atau merangkum. Dalam logika, kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan
dari apa yang ada dalam fakta. Sedangkan implikasi adalah rangkuman, sesuatu yang dianggap ada karena sudah di rangkum dalam fakta/ evidensi itu sendiri.
Wujud Evidensi
Ciri-ciri
penalaran sebagai berikut:
- Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
- Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
- Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.
Dua
macam proses bernalar
1. Penalaran induktif
Penalaran
induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data,
pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan umum. Kesimpulan ini
dapat berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum atas fakta yang bersifat khusus.
Penalaran
induktif pada dasarnya terdiri dari tiga macam yaitu :
·
Generalisasi adalah proses penalaran
berdasarkan pengamatan atas sejumlah data yang bersifat khusus yang disusun
secara logis dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh :
Buah
kelapa dapat dijadikan sebagai bahan makanan dan minuman yang segar. Tak hanya
buahnya, kayu pohon kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Sedangkan
pelapahnya dapat dijadikan sapau ijuk. Bahkan akarnya pun bisa dimanfaatkan
sebagai bahan bakar. Oleh karena itu pohon kelapa sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
·
Analogi adalah proses penalaran
berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan membandingkan atau
mengumpamakan suatu objek yang sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek
yang dianalogikan sampai dengan kesimpulan yang berlaku umum.
Contoh:
Pisau
yang tumpul lama – kelamaan akan menjadi tajam jika terus menerus diasah. Hal
ini dikarenakan pisau yang tumpul tersebut, selalu digunakan dan dilatih
sehingga pisau itu tidak menjadi karat dan rusak. Hal yang sama juga terjadi
dengan otak manusia. Meskipun bodoh, kita akan menjadi pintar jika terus
menerus belajar karena dengan terus belajar otak akan menjadi terlatih sehingga
kemampuannya akan menjadi tajam. Oleh karena itu, meskipun bodoh dalam suatu
hal, kita akan menajdi pintar jika terus berlatih, sama halnya dengan pisau
yang tumpul akan menjadi tajam jika terus diasah.
·
Sebab-akibat adalah proses penalaran
berdasarkan hubungan ketergabungan antargejala yang mengikuti pola
sebab-akibat,akibat-sebab,atau sebab- akibat-akibat.
Contoh :
Saat
ini banyak hutan yang telah beralih fungsi menjadi tempat permukiman. Mereka
memaksa semua binatang yang ada di dalamnya untuk pergi dari rumah mereka. Tak
hanya itu, perburuan yang massif pun sering terjadi. Para pemburu dengan
seenaknya membunuh binatang – binatang yang ada. Akibatnya, binantang –
binatang sekarang berada di ambang kepunahan.
2. Penalaran Deduktif
Penalaran
deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu:
·
Silogisme Kategorial : Silogisme yang
terjadi dari tiga proposisi. Silogisme kategorial disusun berdasarkan
klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris.
Contoh :
Tidak ada manusia yang abadi
Ana adalah manusia
Ana tidak abadi
·
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang
terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Contoh :
Jika hujan saya naik mobil
Sekarang hujan
Jadi saya naik mobil
·
Silogisme Akternatif : silogisme yang
terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif
yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Contoh :
Boni di rumah atau di pasar
Ternyata tidak di rumah
Jadi, di pasar
·
Entimem merupakan
suatu bentuk silogisme juga. Tetapi, di dalam entimem salah satu
premisnya dihilangkan/tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh:
Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.
Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi dua:
menipu adalah dosa
karena (menipu) merugikan orang lain.
Kalimat a merupakan kesimpulan sedangkan kalimat b adalah premis minor (karena bersifat khusus). Maka silogisme dapat disusun:
Contoh:
Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.
Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi dua:
menipu adalah dosa
karena (menipu) merugikan orang lain.
Kalimat a merupakan kesimpulan sedangkan kalimat b adalah premis minor (karena bersifat khusus). Maka silogisme dapat disusun:
menipu merugikan orang lain
menipu adalah
dosa
Referensi :
Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar