Kamis, 08 Oktober 2015

Analisis Artikel Ekonomi

                Krisis "Masih" Menjadi Hantu

     



Tahun 2015 yang umurnya tinggal tiga bulan lagi, masih banyak menyisakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Berbagai hal telah terjadi dalam pangung bangsa ini. Persoalan kondisi perekonomian bangsa menyita perhatian banyak pihak. Dilaporkan oleh berbagai kajian ekonomi, bahwa tahun 2016 mendatang perekonomian kita masih akan mengalami situasi yang berat, kondisi tersebut dipicu oleh situasi krisis moneter global di kawasan eropa, Asia dan Amerika Serikat dan ditambah lagi kondisi dalam negeri masih tidak menentu dengan berbagai kasus korupsi, penegakan hukum, gejolak tuntutan buruh atas upah layak, dan belum lagi konflik yang melanda bangsa ini tidak ada habis-habisnya. Kondisi dan situasi nasional yang tidak menentu tersebut menurunkan tingkat kepercayaan investor dalam menanamkan modal dalam negeri.

Berdasarkan laporan triwulan world bank mengindikasikan bahwa kondisi perekonomian pada tahun 2015 secara makro masih mengalami tekanan yang berarti. Dimana dampak dari kondisi krisis global yang melanda sebagaian negara di eropa, dan juga proses normalisasi yang secara bertahap  Amerika serikat yang menerapkan kebijakan aliran dana investasi dan pendanaan hutang dan investasi. Paket-paket kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah saat ini masih menghadapi pilihan yang sulit antara tujuan meredam laju inflasi, mendorong pertumbuhan, dan menyesuaikan defisit neraca berjalan ke lingkungan pendanaan lebih ketat. Kebijakan ini menghadapi tantangan dalam menyesuaikan suku bunga dan kurs nilai tukar untuk memberikan perlindungan terhadap peningkatan tekanan inflasi dengan meningkatya tekanan biaya. Kondisi sebagaimana disampaikan world bank diatas merupakan ujian dari seberapa mampu pemerintahan SBY dalam menyelamatkan ekonomi nasional dengan tidak mengabaikan kesejahteraan rakyat.

Kesejahteraan Rakyat Saat Ini Lebih Penting

Dilema kebijakan ekonomi pemerintah saat ini menghadapi masalah yang serius. Pertama perekonomian indonesia masih sangat rentan dengan pengaruh kondisi eksternal dan volatilitas pasar financial dan komoditas global. Kedua, pencapaian kemajuan ekonomi ternyata tidak merata baik antara daerah maupun kelompok sosial ekonomi.  Berbagai paket kebijakan ekonomi makro yang diterapkan pemerintah sejatinya memiliki kepentingan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Harus disadari bahwa jumlah penduduk yang besar yang terdiri dari berbagai latar belakang ekonomi, dan berbagai masalah yang membelit memerlukan perhatian secara khusus oleh pemerintah. Dibanyak daerah kondisi infrastruktur sangat memprihatinkan, fasilitas pendidikan, fasilitas jalan umum, perumahan rakyat. lewat program-program yang diterapkan oleh pemerintah sampai saat ini belum begitu terasa hasil yang secara signifikan, justru paket-paket kebijakan kesejahteraan rakyat banyak yang menjadi ajang sapi perahan korupsi oleh para oknum pejabat pemerintah dan oknum pejabat dari unsur politisi.

Meskipun menurut catatan yang di release oleh badan pusat statistik menunjukkan tren prosentase penurunan angka kemiskinan, namun hal ini bukan lantas menjadikan ukuran keberhasilan pemerintah dalam mengatasi kondisi kemiskinan masyarakat. Hal terpenting yang saat ini harus segera dilakukan oleh pemerintah adalah membuka kran seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menumbuhkan semangat berwira usaha. Dengan kran kesempatan dan peluang usaha yang diberikan kepada masyarakat, akan mendorong sektor pemenuhan kebutuhan lokal, dan jika dimungkinkan untuk memasok kebutuhan industri. Saat ini terkesan masyarakat berjalan sendiri-sendiri dalam menjalankan usaha serta upaya bertahan dalam membendung persaingan usaha, seakan-akan pemerintah menutup mata dengan membanjirkan produk-produk import yang sejatinya mengkebiri potensi usaha lokal dalam negeri. Susahnya memperoleh kredit usaha dengan suku bunga yang tinggi dan keharusan dalam menyertakan jaminan tetap dalam proses perolehan kredit usaha tentunya menghambat sektor-sektor industri kecil yang sebenarnya berpotensi untuk berkembang. Dalam skala mikro seperti ini pemerintah seperti kehilangan radar, namun disisi lain kepentingan pemerintah berdarah-darah dalam menjaring investor kelas kakap untuk berinvestasi didalam negeri tentunya dengan insentif-insentif kemudahan yang diberikan. Lantas kalau sudah begini dimana pemerintah mengambil posisi?

Dalam menghadapi situasi yang sedemikian kompleks terhadap masyarakat yang beragam kepentingan pemerintah harus memiliki skala prioritas penyelesaian permasalahan. Pemerintah harus memiliki sensifitas terhadap kondisi perekonomian. Fokus pembenahan struktur ekonomi yang berpihak kepada rakyat harus didahulukan, paket-paket kebijakan ekonomi pemerintah harus di prioritaskan untuk membenahi sektor wirausaha ekonomi kecil dan menengah.

Analisis Artikel

Paragraf 1

Tahun 2015 yang umurnya tinggal tiga bulan lagi, masih banyak menyisakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Berbagai hal telah terjadi dalam pangung bangsa ini. Persoalan kondisi perekonomian bangsa menyita perhatian banyak pihak. Dilaporkan oleh berbagai kajian ekonomi, bahwa tahun 2016 mendatang perekonomian kita masih akan mengalami situasi yang berat, kondisi tersebut dipicu oleh situasi krisis moneter global di kawasan eropa, Asia dan Amerika Serikat dan ditambah lagi kondisi dalam negeri masih tidak menentu dengan berbagai kasus korupsi, penegakan hukum, gejolak tuntutan buruh atas upah layak, dan belum lagi konflik yang melanda bangsa ini tidak ada habis-habisnya. Kondisi dan situasi nasional yang tidak menentu tersebut menurunkan tingkat kepercayaan investor dalam menanamkan modal dalam negeri.

Kalimat ini merupakan kalimat paragraf Deduktif. Hal ini dapat dibuktikan dengan kalimat umum yang berada di awal paragraf. 

  • PU                    : Tahun 2015 masih banyak menyisakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
  • PK                    : Ditambah lagi kondisi dalam negeri masih tidak menentu dengan berbagai kasus korupsi, penegakan hukum, gejolak tuntutan buruh atas upah layak, dan belum lagi konflik yang melanda bangsa ini tidak ada habis-habisnya.
  • K                     : Tahun 2015 masih banyak menyisakan berbagai kasus korupsi, penegakan hukum, gejolak tuntutan buruh atas upah layak, dan belum lagi konflik yang melanda bangsa ini tidak ada habis-habisnya.
  • Entimen           : Tahun 2015 masih banyak menyisakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Ditambah lagi kondisi dalam negeri masih tidak menentu dengan berbagai kasus korupsi, penegakan hukum, gejolak tuntutan buruh atas upah layak, dan belum lagi konflik yang melanda bangsa ini tidak ada habis-habisnya.

Paragraf 2

Berdasarkan laporan triwulan world bank mengindikasikan bahwa kondisi perekonomian pada tahun 2015 secara makro masih mengalami tekanan yang berarti. Dimana dampak dari kondisi krisis global yang melanda sebagaian negara di eropa, dan juga proses normalisasi yang secara bertahap  Amerika serikat yang menerapkan kebijakan aliran dana investasi dan pendanaan hutang dan investasi. Paket-paket kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah saat ini masih menghadapi pilihan yang sulit antara tujuan meredam laju inflasi, mendorong pertumbuhan, dan menyesuaikan defisit neraca berjalan ke lingkungan pendanaan lebih ketat. Kebijakan ini menghadapi tantangan dalam menyesuaikan suku bunga dan kurs nilai tukar untuk memberikan perlindungan terhadap peningkatan tekanan inflasi dengan meningkatya tekanan biaya. Kondisi sebagaimana disampaikan world bank diatas merupakan ujian dari seberapa mampu pemerintahan SBY dalam menyelamatkan ekonomi nasional dengan tidak mengabaikan kesejahteraan rakyat. 

Kalimat ini termasuk kedalam Paragraf Induktif. Hal ini dapat dibuktikan dengan kalimat umum berada diakhir paragraf.

  • Kondisi krisis global yang melanda sebagaian negara di eropa, dan juga proses normalisasi yang secara bertahap  Amerika serikat yang menerapkan kebijakan aliran dana investasi dan pendanaan hutang dan investasi.
  • Kondisi sebagaimana disampaikan world bank diatas merupakan ujian dari seberapa mampu pemerintahan SBY dalam menyelamatkan ekonomi nasional dengan tidak mengabaikan kesejahteraan rakyat.

Generalisasi : Kondisi krisis global merupakan ujian dari seberapa mampu pemerintahan SBY dalam menyelamatkan ekonomi nasional dengan tidak mengabaikan kesejahteraan rakyat.

Paragraf 3

Dilema kebijakan ekonomi pemerintah saat ini menghadapi masalah yang serius. Pertama perekonomian indonesia masih sangat rentan dengan pengaruh kondisi eksternal dan volatilitas pasar financial dan komoditas global. Kedua, pencapaian kemajuan ekonomi ternyata tidak merata baik antara daerah maupun kelompok sosial ekonomi.  Berbagai paket kebijakan ekonomi makro yang diterapkan pemerintah sejatinya memiliki kepentingan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Harus disadari bahwa jumlah penduduk yang besar yang terdiri dari berbagai latar belakang ekonomi, dan berbagai masalah yang membelit memerlukan perhatian secara khusus oleh pemerintah. Dibanyak daerah kondisi infrastruktur sangat memprihatinkan, fasilitas pendidikan, fasilitas jalan umum, perumahan rakyat. lewat program-program yang diterapkan oleh pemerintah sampai saat ini belum begitu terasa hasil yang secara signifikan, justru paket-paket kebijakan kesejahteraan rakyat banyak yang menjadi ajang sapi perahan korupsi oleh para oknum pejabat pemerintah dan oknum pejabat dari unsur politisi.

Kalimat ini merupakan kalimat paragraf Deduktif. Hal ini dapat dibuktikan dengan kalimat umum yang berada di awal paragraf. 
                        
  • PU                   : Dilema kebijakan ekonomi pemerintah saat ini menghadapi masalah yang serius.
  • PK                   : Pertama perekonomian indonesia masih sangat rentan dengan pengaruh kondisi eksternal dan volatilitas pasar financial dan komoditas global.
  • K                     : Dilema kebijakan ekonomi masih sangat rentan.
  • Entimen           : Dilema kebijakan ekonomi masih sangat rentan dengan pengaruh kondisi eksternal dan volatilitas pasar financial dan komoditas global.

Paragraf 4

Meskipun menurut catatan yang di release oleh badan pusat statistik menunjukkan tren prosentase penurunan angka kemiskinan, namun hal ini bukan lantas menjadikan ukuran keberhasilan pemerintah dalam mengatasi kondisi kemiskinan masyarakat. Hal terpenting yang saat ini harus segera dilakukan oleh pemerintah adalah membuka kran seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menumbuhkan semangat berwira usaha. Dengan kran kesempatan dan peluang usaha yang diberikan kepada masyarakat, akan mendorong sektor pemenuhan kebutuhan lokal, dan jika dimungkinkan untuk memasok kebutuhan industri. Saat ini terkesan masyarakat berjalan sendiri-sendiri dalam menjalankan usaha serta upaya bertahan dalam membendung persaingan usaha, seakan-akan pemerintah menutup mata dengan membanjirkan produk-produk import yang sejatinya mengkebiri potensi usaha lokal dalam negeri. Susahnya memperoleh kredit usaha dengan suku bunga yang tinggi dan keharusan dalam menyertakan jaminan tetap dalam proses perolehan kredit usaha tentunya menghambat sektor-sektor industri kecil yang sebenarnya berpotensi untuk berkembang. Dalam skala mikro seperti ini pemerintah seperti kehilangan radar, namun disisi lain kepentingan pemerintah berdarah-darah dalam menjaring investor kelas kakap untuk berinvestasi didalam negeri tentunya dengan insentif-insentif kemudahan yang diberikan. Lantas kalau sudah begini dimana pemerintah mengambil posisi?

Kalimat ini merupakan kalimat paragraf Deduktif. Hal ini dapat dibuktikan dengan kalimat umum yang berada di awal paragraf. 

  • PU                   : Catatan yang di release oleh badan pusat statistik menunjukkan tren prosentase  penurunan angka kemiskinan, namun hal ini bukan lantas menjadikan ukuran keberhasilan pemerintah dalam mengatasi kondisi kemiskinan masyarakat.
  • PK                   : Dengan kran kesempatan dan peluang usaha yang diberikan kepada masyarakat, akan mendorong sektor pemenuhan kebutuhan lokal, dan jika dimungkinkan untuk memasok kebutuhan industri.
  • K                     : Catatan yang di release oleh badan pusat statistik menunjukkan adanya kran kesempatan dan peluang usaha
  • Entimen           : Catatan yang di release oleh badan pusat statistik menunjukkan tren prosentase  penurunan angka kemiskinan, dengan kran kesempatan dan peluang usaha yang diberikan kepada masyarakat, akan mendorong sektor pemenuhan kebutuhan lokal, dan jika dimungkinkan untuk memasok kebutuhan industri.

Paragraf 5

Dalam menghadapi situasi yang sedemikian kompleks terhadap masyarakat yang beragam kepentingan pemerintah harus memiliki skala prioritas penyelesaian permasalahan. Pemerintah harus memiliki sensifitas terhadap kondisi perekonomian. Fokus pembenahan struktur ekonomi yang berpihak kepada rakyat harus didahulukan, paket-paket kebijakan ekonomi pemerintah harus di prioritaskan untuk membenahi sektor wirausaha ekonomi kecil dan menengah.

Kalimat ini merupakan kalimat paragraf Deduktif. Hal ini dapat dibuktikan dengan kalimat umum yang berada di awal paragraf. 

  • PU                   : Dalam menghadapi situasi yang sedemikian kompleks terhadap masyarakat yang beragam kepentingan pemerintah harus memiliki skala prioritas penyelesaian permasalahan.
  • PK                   : Paket-paket kebijakan ekonomi pemerintah harus di prioritaskan untuk membenahi sektor wirausaha ekonomi kecil dan menengah.
  • K                     : Dalam menghadapi situasi yang sedemikian kompleks kebijakan ekonomi pemerintah harus di prioritaskan.
  • Entimen           : Dalam menghadapi situasi yang sedemikian kompleks paket-paket kebijakan ekonomi pemerintah harus di prioritaskan untuk membenahi sektor wirausaha ekonomi kecil dan menengah. 


Sumber :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar