Hasanah
Yusriyah
Npm 23213968
Kelas 1EB18
Penerapan Ekonomi Islam di Perusahaan Asuransi
Perkembangan
ekonomi Negara-negara Islam kurang bisa bersaing dengan perkembangan ekonomi di
Negara barat. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, seperti faktor pendidikan
dan sumber daya manusia, yang memang saat ini ilmu sains dan teknologi masih
banyak dikuasai oleh Negara barat yang cenderung memakai konsep perekonomian
konvensional.
Menjadikan ekonomi di Negara Islam
kurang maju dibandingkan dengan di barat. Dan menyebakan perekonomian Islam
kalah bersaing dengan perekonomian di Negara barat. Kurangnya sumber daya
manusia yang berkualitas menyebakan faktor utama lambatnya perkembangan ekonomi
di Negara Islam. Ditambah kurangnya para ahli ekonomi yang bisa bersaing dengan
para ahli ekonomi dari Negara barat.
Krisis ekonomi global yang sedang
melanda dunia terutama di Negara barat. Menjadikan momentum Negara-negara
muslim untuk bangkit dari keterpurukan.
Populasi penduduk Indonesia yang
mencapai 237 juta jiwa berdasar sensus penduduk tahun 2010. Dan merupakan
Negara dengan penduduk muslim terbesar didunia. Hal ini sangat berpengaruh pada
perekonomian dunia terutama Negara–negara Muslim.
Keadaan ekonomi dunia yang mengalami
krisis global dimaknai sebagai bahan belajar untuk Indonesia menjadi macan
ekonomi baru.
Kebangkitan macan ekonomi baru dari
benua asia ini ditandai dengan semakin banyaknya orang kaya/pengusaha yang
mampu membeli saham – saham luar negeri.
Seperti salah satu contoh: Erick
Tohir pengusaha Indonesia yang mampu membeli saham mayoritas dari klub Bola
basket NBA di Amerika, dan berencana untuk membeli mayoritas saham milik klub
sepak bola Inter Milan Italia.
Negara Indonesia sendiri sudah sejak
dahulu diprediksi akan menjadi bagian penting dalam percaturan ekonomi dunia,
namun keadaan bangsa dan rakyatnya yang masih menggunakan otak mereka sekitar
15% saja, hal ini mengakibatkan harus tertinggal dengan Negara – Negara yang
lebih kecil namun memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.
Ketidakpekaan pemerintah Indonesia
dalam mencari generasi muda yang berpotensial dan cerdas yang telah dibuktikan
dengan prestasi – prestasi gemilang membuat ekonomi Indonesia seakan berjalan
ditempat dan mendapat kurangnya perhatian dari pemerintah.
Tidak heran kalau Negara – Negara
luar seperti jerman, singapura, Malaysia dll. Menawarkan berbagai kemudahan
meraih pendidikan tinggi di negara mereka dengan imbalan anak – anak cerdas
Indonesia harus mengabdi kepada Negara mereka.
peranan asuransi sebenarnya sangat
bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga, karena dapat membantu
melindungi dan mengurangi resiko baik dari segi keuangan dan benda yang di
asuransikan.
namun peranan asuransi di Indonesia
masih kurang mendapat respect dari masyarakat di Indonesia, hal ini dsebabkan
kurangnya kesadaran tentang pentingnya asuransi dan pengetahuan mengenai
asuransi.
hal ini disebabkan karena kurang
memasyarakat asuransi itu sendiri di lingkungan kita. terlebih tingkat
pendapatan masyarakat sendiri yang belum cukup untuk mengikuti atau mengambil
asuransi tersebut.
mengenai pentingnya asuransi di
Indonesia tidak dapat dilepas dari kondisi kepulauan indonesia yang rawan
bencana dan ekonomi indonesia yang tidak stabil.
namun terlepas dari peranan asuransi
di indonesia masih banyaknya asuransi di Indonesia yang berasal dari luar
negeri.hampir beberapa asuransi terkenal di Indonesia berasal dari luar
negeri,meski ada beberapa asuransi yang milik pribumi seperti asuransi Bumi
Putera dll. namun nampaknya masih kalah bersaing dengan asuransi dari luar
negeri. itupun tidak ada satupun yang berasas syariah.
sangat disayangkan negara dengan
populasi muslim terbanyak di dunia tidak menjadi tuan rumah di negeri sendiri
dalam segi ekonomi dan asuransi.
peranan asuransi berbasis syariah
diharap bisa membantu kesadaran masyarakat Indonesia untuk lebih peduli
mengenai pentingnya asuransi bagi kita.
Perusahaan Asuransi “Islam” Pertama di Inggris
Di tengah penerimaan putra-putra
minoritas muslim di negara-negara Barat, di bukalah perusahaan asuransi “Islam”
pertama di Inggris. Perusahaan yang kegiatannya sesuai dengan syariat Islam.
Langkah ini diumukan setelah
Kementerian Keuangan Inggris bertekad untuk membuka kegiatan keuangan yang
berbasiskan pada system Islam, dengan target bertumbuhnya investasi dan
kemajuan ekonomi di Inggris. Sekaligus keinginannya agar Inggris menjadi Negara
Eropa pertama yang membuka aktifitas keuangan berupa asuransi yang di motori
oleh perusahaan-perusahan keuangan besar, dengan praktek yang sesuai dengan
Syariat Islam, yang mengharamkan riba (fawaid bankiyah).
Sebelumnya di Inggris telah
didirikan bank-bank dan perusahaan-perusahaan yang dalam praktek aktivitasnya
sesuai dengan syariat Islam, guna mewujudkan stabilitas ekonomi. Padahal di
waktu yang bersamaan, Inggris masih belum menerima dipraktekkannya sebagian
syariat Islam berkaitan dengan urusan (kehidupan) personal, seperti nikah dan
cerai cara Islam.
Mengakomodir Aspirasi Minoritas
Surat kabar Inggris “Time”
menurunkan laporannya yang bersumber dari Direktur Eksekutif Perusahaan Baru
yang bernama “Perusahaan Asuransi Islam Inggris” di mana akan meluncurkan
program Layanan Asuransi Baru, ia berkata, “Perusahaan ini dirintis adalah
mutlak untuk pelayanan asuransi di Inggris yang bekerja sesuai dengan syariat
Islam, sekaligus membangun unit baru yang berperan signifikan bagi pasar
asuransi di Inggris.”
Ia menegaskan, bahwa layanan ini
merupakan wujud usaha untuk mengakomodir kebutuhan sekitar dua (2) juta muslim,
sebagai minoritas di Inggris.
Ia juga menambahkan bahwa, “Layanan
baru ini sebagai alternatif pengganti bentuk asuransi konvensional yang
berseberangan dengan syariat Islam.”
Perdebatan Seputar Syariah
Di Inggris sendiri terjadi
perdebatan sengit pada bulan Pebruari lalu, setelah Dr. Rown Williams, seorang
Uskup Besar Gereja Inggris melontarkan gagasannya berupa dibolehkannya sebagian
kegiatan yang mengakomodir syariat Islam di Inggris, terutama di aspek “ahwal
syakhshiyah” urusan pribadi, seperti nikah dan cerai. Ia menegaskan bahwa
urusan seperti ini merupakan usaha yang tidak bisa dihindarkan lagi.
Lontaran ini langusng mendapat
pertentangan dari pemerintah Inggris, dengan menyatakan bahwa gagasan uskup itu
hanya ide pribadi, bukan ide dari institusi Keuskupan Gereja.
Pada waktu yang sama, gagasan uskup
di atas mendapat dukungan dan sambutan dari lembaga-lembaga dan
pemimpin-pemimpin Islam.
Praktek ekonomi dan keuangan di
Inggris yang sesuai dengan syariat Islam tidak hanya asuransi Islam. Jauh-jauh
sebelumnya, telah didirikan bank-bank Islam dan bentuk-bentuk
transaksi-transaksi keuangan berbasiskan syariat Islam.
Semenjak didirikan, praktek bidang
keuangan Islam telah membuktikan keberhasilannya dalam menjalankan usahanya,
dan berhasil menyedot nasabah dan investor di seluruh dunia.
Lebih dari tiga ratus (300) bank dan
perusahaan-perusahaan Islam di seluruh dunia. Omsetnya telah mencapai tiga
ratus (300) milyar dolar, dan dipridiksi pada Tahun 2013 akan mencapai tiga (3)
trilyun dolar.
Semoga ragam kegiatan ekonomi umat
yang berbasiskan syariat Islam di seluruh dunia menjadi langkah-langkah untuk
menciptakan pasar alternative ekonomi dunia dan menjadi solusi pilihan bagi
praktek ekonomi kapitalis yang sudah mulai sempoyongan. Selamat bank-bank dan
perusahaan-perusahaan Islam dan selamat bagi putra-putri Islam yang
mendidikasikan diri untuk kemajuan ekonomi Umat. Allahu Akbar
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar